Kesongo adalah sebuah tempat ditengah kawasan hutan Perum Perhutani KPH Randublatung sebagian arealnya berupa sumber Lumpur seluas 104 Ha, Kesongo merupakan salah satu situs budaya yang dilindungi oleh Perum Perhutani KPH Randublatung,lokasi tersebut berada di Petak 141, Resort Pemangkuan Hutan ( RPH ) Padas, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan ( BKPH) Trembes , lokasi kesongo dapat dijangkau dari dua arah yaitu dari arah Sulursari Kecamatan Gabus ,Kabupaten Grobogan sekitar 5 Km, Sedangkan dari arah Timur laut dengan cara menyusuri jalan kawasan hutan( alur ) mulai alur AO,Akdan alur I dari Petak 7 ( Pos 7 ) masuk kedalam melalui jalan makadam sejauh 2,3Km .
Kesongo dijadikan situs budaya karena karena dalam kawasan sumber Lumpur tersebut terdapat punden ( bekas kerajaan kuno ) menurut orang yang menguasai ilmu gaib ( paranormal ) serta orang yang percaya tentang hal- hal gaib merupakan pusat kerajaan bangsa halus, namun secara kasat mata pada pusat ( punjere Keraton ) tersebut sampai sekarang masih mengeluarkan letupan – letupan kecil menyerupai bledug kuwu , bahkan kadang – kadang dilokasi kesongo tersebut secara insidentil juga terjadi letusan besar yang suaranya mirip dengan suara dentuman meriam yang sangat keras, ledakan tersebut dinamakan oleh masyarakat setempat dengan istilah KURDO. Uniknya seusai adanya kurdo tersebut menurut pengamatan penduduk sekitar bisa dijadikan tanda alam ( Perlambang ) bahwa di negara kita akan terjadi peristiwa bersejarah , misalnya akan ada Pilkada, Pemilu dsb.kawasan kesongo juga menyimpan kekayaan flora dan fauna yang cukup unik dan menjadi habitat beberapa spesies burung liar diantaranya bangau thong – thong, Kuntul Kerbau, Kuntul kecil, blekok, cangan merah, bambangan merah, belibis, manyar jambul, becici padi, apung tanah,prenjak, tekukur, perkutut, Alap – alap , gemak loreng, ayam hutan **, serta plasma nuftah lain yang hidup berupa lumut – lumutan yang berada dilokasi padang rumput , sedangkan rumput – rumputan terdapat beberapa jenis diantaranya rumput rawa, grinting, blemban. ikan gabus, wader, keong, lintah, ular tanah, ular sanca yang hidup dirawa – rawa.
Sekilas sejauh mata memandang didominasi tanah Lumpur yang kering.
Adanya padang rumput oleh masyarakat lokal dijadikan areal penggembalaan hewan ternak berupa kerbau, kenapa kerbau? Karena hewan tersebut selain tahan terhadap panas, dilokasi juga tersebut terdapat banyak rawa untuk berendam sehingga sangat cocok dengan tempat hidup kerbau.
Adanya padang rumput oleh masyarakat lokal dijadikan areal penggembalaan hewan ternak berupa kerbau, kenapa kerbau? Karena hewan tersebut selain tahan terhadap panas, dilokasi juga tersebut terdapat banyak rawa untuk berendam sehingga sangat cocok dengan tempat hidup kerbau.
LEGENDA KESONGO
Cerita kesongo menurut jurukunci bernama Mbah Amat diawali dari adanya putra raja Kerajaan Medang kamolan yang berujud seekor ular raksasa bernama joko linglung, karena sang ular selalu membuat onar dengan cara memakan hewan ternak rakyat medang kamolan , bahkan memakan manusia maka oleh baginda raja joko linglung disuruh bertapa disuatu tempat dengan cara tidak boleh memakan apapun kalau tidak datang sendiri. Singkat cerita setelah melakukan perintah sang ayah untuk melakukan ritual bertapa entah sampai berapa tahun, mulut sang ular yang sedang bertapa dengan cara menganga, karena begitu lamanya sampai ditumbuhi semak belukar mulai dari mulut hinga sekujur tubuhnya. Nah pada suatu hari ada 10 orang anak yang mengembala ternaknya dikawasan dekat ular tersebut bertapa kebetulan pada hari itu hujan turun deras dan kesembilan anak tersebut mencari tempat berteduh dan menemukan goa besar sehingga kesembilan anak tersebut bisa selamat dari guyuran air hujan, namun ada seorang anak yang tidak boleh ikut berteduh karena mengindap penyakit kulit ( kudis ) sehingga anak tersebut diusir dari goa oleh teman – temannya. Karena memegang janji sang raja Medangkamolan bahwa sang pertapa boleh makan apabila ada makanan yang masuk sendiri kedalam mulutnya, maka begitu ada makanan berupa anak – anak yang berteduh tersebut sebanyak sembilan orang dengan sekali gerakan maka dicaploklah sembilan anak tersebut sebagai makanan ular yang sedang bertapa. Melihat teman- temannya hilang salah satu anak tersebut berlari pulang dan melaporkan pada penduduk bahwa ada ular yang memakan manusia, dari hilangnya sembilan anak tersebut maka tempat tersebut dinamakan kesongo ( sembilan ).
TIPS TRAVELING KE KESONGO
Untuk menuju ke Kesongo sudah ada akses yang memadai berupa jalan macadam yang cukup kuat sampai lokasi namun perlu juga dipersiapkan beberapa perlengkapan yang memadai karena lokasinya jauh dari warung ataupun keramaian lain, ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kenyamanan perjalanan diantaranya adalah :
Persiapkan bekal makan dan minum secukupnya.
Membawa kendaraan sendiri ( mobil, motor )
Fisik yang prima karena melintasi jalan hutan .
Persiapkan payung,topi, karena lokasinya terbuka dan sengatan matahari cukup leluasa.
Jika ingin melakukan ritual, atau menjelajahi lokasi hubungi juru kunci karena sangat paham an hafal jalan menuju lokasi keraton.
Hindari kata – kata jorok, sombong, dan congkak ditempat tersebut.
Hati – hatilah kalau berjalan karena banyak lokasi Lumpur yang sudah mengering, namun jika diinjak kadang bisa ambles.
Sebaiknya menurut apa kata juru kunci sebagai pemandu perjalanan.
Dilarang membuang sampah dilokasi tersebut
Untuk menuju ke Kesongo sudah ada akses yang memadai berupa jalan macadam yang cukup kuat sampai lokasi namun perlu juga dipersiapkan beberapa perlengkapan yang memadai karena lokasinya jauh dari warung ataupun keramaian lain, ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kenyamanan perjalanan diantaranya adalah :
Persiapkan bekal makan dan minum secukupnya.
Membawa kendaraan sendiri ( mobil, motor )
Fisik yang prima karena melintasi jalan hutan .
Persiapkan payung,topi, karena lokasinya terbuka dan sengatan matahari cukup leluasa.
Jika ingin melakukan ritual, atau menjelajahi lokasi hubungi juru kunci karena sangat paham an hafal jalan menuju lokasi keraton.
Hindari kata – kata jorok, sombong, dan congkak ditempat tersebut.
Hati – hatilah kalau berjalan karena banyak lokasi Lumpur yang sudah mengering, namun jika diinjak kadang bisa ambles.
Sebaiknya menurut apa kata juru kunci sebagai pemandu perjalanan.
Dilarang membuang sampah dilokasi tersebut
Demikian beberapa tips yang dapat kami sampaikan jika anda berminat melakukan petualangan dipadang Lumpur kesongo .
** Data satwa tersebut berdasarkan pengamatan tim KPH Randublatung dibidang lingkungan——
Tidak ada komentar:
Posting Komentar