Rabu, 30 Agustus 2017

Mitos Jawa Misteri Munculnya Anak Krakatau


Sepertinya tidak ada hal istimewa di Gunung Anak Krakatau, selain letaknya yang berada di tengah laut.


"Turis asing biasanya datang hanya buat `trekking`. Mereka naik ke puncak dan berfoto, itu saja," kata Amir 29 tahun, salah seorang penjaga Anak Krakatau.

Amir yang berasal dari Pulau Sebesi, pulau yang berjarak dua jam perjalanan dengan kapal dari Anak Krakatau tersebut, malah lebih tertarik untuk menceritakan mengenai kisah misteri yang melingkupi Anak Krakatau.

"Kadang-kadang, di malam hari kami mendengar suara-suara ramai, padahal tidak ada orang," katanya.

Kadangkala disertai dengan penampakan hewan-hewan yang tidak seharusnya berada di Anak Krakatau, karena di pulau yang evolusinya dijaga ketat itu, hingga kini cuma ada burung dan kupu-kupu serta hewan-hewan kecil lainnya.


Amir menyebutkan bahwa beberapa pengunjung mengaku melihat hewan-hewan seperti kadal besar atau burung besar, padahal polisi hutan yang melakukan patroli rutin hampir setiap hari tidak pernah menjumpai hewan-hewan itu.

"Waktu itu, sekitar bulan Juli, kami mendengar suara ribut di sekitar Pulau," tutur M Ikbal, polisi hutan Krakatau, menambah cerita misterius di Anak Krakatau.

Dari berbagai suara tersebut, Ikbal menyebutkan bahwa ia mendengar suara perempuan memanggil nama "Bambang". "Suara kadang aneh, ada dagelan, ada wayang juga," ceritanya.

Padahal, sejak bertugas di Anak Krakatau tahun 1991, Ikbal tidak pernah mendengar suara ribut seperti malam itu. "Kami juga melihat ada siluet kapal, tapi tidak jelas," katanya.

Tengah malam, ia dan penjaga lainnya memutuskan untuk berpatroli mencari sumber suara tersebut. Namun setelah berkeliling menyusuri pulau, mereka tidak menemukan sumber suara tersebut.

Misteri Vulkanik
Orang boleh tidak percaya dengan berbagai cerita misteri dan berbau mistis tentang Gunung Anak Krakatau. Tapi kemunculannya yang penuh kejutan pada tahun 1927, sungguh merupakan misteri vulkanik yang tiada duanya di dunia.

Proses kemunculan Anak Krakatau berawal dari letusan dahsyat "induknya", Gunung Krakatau, pada 27 Agustus 1883.

Menurut catatan sejarah, Gunung Krakatau meletus sangat dahsyat, menggemparkan dunia dan menimbulkan tsunami terhebat sebelum bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.

Disebutkan bahwa semburan lahar dan abu Gunung Krakatau waktu itu mencapai ketinggian 80 km, sementara abunya mengelilingi bumi selama beberapa tahun.

Ledakannya menimbulkan gelombang pasang setinggi 40 meter dan menyapu bersih pantai sepanjang Teluk Lampung dan pantai barat daerah Banten.

Sedikitnya 36.000 orang tewas waktu itu dan suara letusannya disebut-sebut terdengar hingga di Singapura dan Australia. Letusan Kratakau juga menimbulkan rangkaian gempa bumi yang menjalar sampai ke Australia selatan, Srilanka dan Filipina.

Dalam buku "Javanese Book of Kings", disebutkan bahwa Gunung Krakatau Lama (purba) tingginya kala itu mencapai 2.000 meter dengan radius 11 km.

Ketika meletus, ledakannya mengakibatkan tiga perempat tubuhnya hancur dan menyisakan gugusan tiga pulau kecil yaitu Pulau Sertung, Pulau Panjang dan Pulau Krakatau Besar.

Empat puluh empat tahun kemudian lahir cikal bakal Anak Krakatau. Disebutkan bahwa sekitar tahun 1927, para nelayan yang tengah melaut di Selat Sunda, tiba-tiba terkejut dengan kemunculan kepulan asap hitam di permukaan laut di antara tiga pulau yang ada.

Setahun setelah kemunculan asap itu, muncullah Gunung Anak Krakatau. Hingga kini, Gunung Anak Krakatau terus "tumbuh", dan ketinggian telah mencapai 280 meter dari permukaan laut.

Untuk mendaki puncak Anak Krakatau, diperlukan izin khusus yang dikeluarkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat. "Ada izin masuk yang dikeluarkan BKSDA, namanya Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). “Untuk masuk ke Anak Krakatau, sistemnya bukan menggunakan karcis masuk, karena Anak Krakatau adalah cagar alam," kata Kepala BKSDA Lampung Agus Harianta.

Peraturan tersebut, menurut Agus adalah untuk menjamin keamanan para pengunjung, karena Anak Krakatau seringkali menunjukkan aktivitas yang dianggap berbahaya.
Bahkan, setelah gempa dan tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 lalu, ada kekhawatiran Anak Krakatau akan meletus.

Beberapa kali status aktivitas Anak Krakatau memang ditingkatkan menjadi "waspada", namun pengunjung masih mendapatkan surat izin jika kondisinya dinilai tidak membahayakan.

Cerita Misteri Bikin Lestari
Dengan setengah bercanda, Agus berkata bahwa munculnya cerita misteri yang melingkupi Anak Krakatau, sebenarnya merupakan hal bagus bagi kelangsungan evolusi ekosistem di gunung itu.

"Itu bagus karena wisatawan jadi berpikir dua kali untuk datang ke sana," katanya sambil tersenyum.

Menurut dia, Anak Krakatau sebenarnya memang bukan sekadar daerah wisata, melainkan yang utama adalah fungsinya sebagai cagar alam. Anak Krakatau merupakan "harta paling berharga" bagi ilmu pengetahuan, karena kemunculan gejala gunung berapi dari dalam laut sungguh fenomena sangat langka di dunia.

Oleh karena itu, ekosistem Gunung Anak Krakatau yang saat ini terus berevolusi, dijaga sangat ketat kelestariannya.

Tercatat hanya empat tujuan seseorang diperbolehkan menginjakkan kakinya di Anak Krakatau, yaitu melakukan penelitian, pendidikan, pengembangan pengetahuan dan penunjang budidaya.

Pengaturan ketat tersebut dilakukan terhadap Gunung Anak Krakatau mengingat kian hari kian banyak wisatawan yang datang berkunjung, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Banyaknya wisatawan ke Gunung Anak Krakatau saat ini, karena rute untuk mencapainya cukup mudah, yakni lewat Pelabuhan Canti, Kalianda, Lampung Selatan.

Dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, hanya dibutuhkan waktu satu jam untuk mencapai Pelabuhan Canti, Kalianda, pelabuhan nelayan yang terdekat dengan Krakatau.

Wisatawan, dari Canti menyeberang ke Pulau Sebesi, pulau berpenghuni terdekat dengan Krakatau. Dengan menggunakan perahu sewaan, Anak Krakatau dapat ditempuh selama kurang lebih dua jam dari Pulau Sebesi.

Mitos Jawa Misteri Asal Usul Patih Gajah Mada

Keberadaan dan asal-usul pahlawan yang kondang dengan Sumpah Palapa ini masih menjadi misteri bagi semua orang. Bahkan para ahli sejarah pun belum menemukan kata sepakat dimana dia dilahirkan. Dimana dia dibesarkan sampai bagaimana sosok Patih Gajah Mada menghabiskan masa tuanya sampai saat ini menjadi tanda tanya besar. Serta menjadi teka-teki sejarah yang belum terpecahkan.

Ada bahasan menarik yang disampaikan oleh sastrawan Anuf Chafiddi atau sering dipanggil Viddy AD Daery dalam makalahnya dalam Seminar Sesi II tentang Kontroversi Gajah Mada dalam Perspektif Fiksi dan Sejarah di Borobudur Writers & Cultural Festival 2012 di Manohara Hotel, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng Senin (29/10).

Secara tegas dirinya memberikan judul dalam makalahnya; "Foklor Mengenai Gajah Mada Lahir di Modo, Lamongan" yang artinya menyatakan dirinya yakin bahwa Gajah Mada dilahirkan, besar dan mati di Lamongan, Jatim.

"Gajah Mada pahlawan maha besar nusantara itu lahir di wilayah Lamongan, Jawa Timur? Untuk menjawab pertanyaan itu akan menimbulkan berbagai macam jawaban kalau ditanyakan ke banyak orang. Namun kalau ditanyakan kepada saya. Jawaban saya adalah betul," ungkap Viddy.

Ada lima alasan yang menjadikan Viddy yakin bahwa Gajah Mada berasal dari Lamongan, Jatim. Alasan itu di antaranya, di daerah Desa Modo dan sekitarnya termasuk Desa Pamotan, Desa Ngimbang, Desa Bluluk, Desa Sukorame dan sekitarnya tersebar foklor atau cerita rakyat. Dongeng dari mulut ke mulut mengisahkan bahwa Gajah Mada adalah kelahiran wilayah Desa Modo.

Kelima desa itu merupakan daerah ibu kota sejak didirikan jaman Kerajaan Kahuripan Erlangga. Bahkan anak cucu raja juga mendirikan ibu kota di situ. Alasanya strategis alamnya bergunung-gunung, bagus untuk pertahanan dan dekat dengan Kali Lamong cabang Kali Brantas. Selain itu ada jalan raya Kahuripan-Tuban yang dibatasi Sungai Bengawan Solo di Pelabuhan Bubat (kini bernama Kota Babat). Ibu kota ini baru digeser oleh cicit Airlangga ke arah Kertosono-Nganjuk.

Kemudian baru di zaman Jayabaya digeser lagi ke Mamenang, Kediri. Selanjutnya oleh Ken Arok, digeser masuk lagi ke Singosari. Baru kemudian oleh R Wijaya dikembalikan ke arah muara yaitu ke Tarik. Namun, anaknya yang akan dijadikan penggantinya yakni Tribuana Tunggadewi diratukan di daerah Lamongan-Pamotan-Bluluk lagi yaitu di Kahuripan alias Rani Kahuripan, Lamongan.

"Ketika Gajah Mada menyelamatkan Raja Jayanegara dari amukan pemberontak Ra Kuti, dibawanya Jayanegara ke arah Lamongan yaitu di Badender (bisa Badender Bojonegoro, bisa Badender kabuh, Jombang, keduanya memiliki rute ke arah Lamongan (Pamotan-Modo-Bluluk dan sekitarnya). Itu sesuai teori masa anak-anak dimana kalau anak kecil atau remaja berkelahi di luar desa pasti jika kalah lari menyelamatkan diri masuk ke desa minta dukungan. Di desanya banyak teman, kerabat maupun guru silatnya. Saya kira Gajah Mada juga menerapkan taktik itu,"ungkapnya.

Sebuah situs kuburan Ibunda Gajah Mada, yaitu Nyai Andongsari juga menjadikan Viddy yakin bahwa patih kerajaan jaman Majapahit itu berasal dari Lamongan. Kemudian juga ada situs kuburan yang sampai saat ini menjadi perdebatan dan kontroversial yang diyakini warga sekitar merupakan kuburan patih Gajah Mada. Namun, kuburan itu dalam posisi dan berkarakter kuburan islam.

"Kuburannya menghadap ke arah persis sebagaimana kuburan orang Islam. Kalau misalnya hal ini benar maka wajar saja masa tua Gajah Mada tidak ditulis di babad-babad atau kitab kuno. Sengaja disisihkan atau dihapus dari sejarah karena Gajah Mada mungkin dianggap 'murtad' atau semacam itu," jelasnya.

Arkeolog sekaligus sejarawan Fakultas Sejarah Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar menyatakan secara arkeologis belum ditemukan data tentang asal muasal dan keberadaan pasti Gajah Mada. Bahkan beberapa temuan prasasti-prasasti yang menyinggung tentang cerita Gajah Mada belum dan tidak bisa digunakan untuk penelitian dan memastikan benang merah sejarah cikal bakal Gajah Mada itu sendiri.

"Beberapa data soal keberadaan Gajah Mada yang belum digunakan. Data Gajah Mada secara arkeologis tidak ada. Yang ada nanti jika digunakan menjadi tafsir di atas tafsir. Prasasti yang terabaikan itu diantaranya: Prasasti Gajah Mada di situs Candi Singosari (Tahun 1351 M), Prasasti Relief Mahameru (Pawitra) yang menjelaskan Mahameru sebagai titik asis mundi.

Kemudian penemuan Candi Tikus di situs Trowulan yang gayanya mirip Candi Singosari. Mungkinkah Candi Tikus diperintah Gajah Mada untuk dibangun.

"Candi Kepung 7 meter di muka tanah sangat dekat dengan Candi Tikus di Kepung Kediri. Ada lagi Prasasti Hemadwalandit, Prasasti Bendodari (Tahun 1360 M),"tuturnya.

Agus Aris menyatakan karena tidak ada bukti arkeologis yang ditemukan terkait keberadaan dan cikal bakal Gajah Mada dan saking menariknya tokoh yang satu ini, banyak sekali daerah yang sampai mengklaim secara lisan bahwa di daerah mereka merupakan asal muasal maupun tempat meninggalnya Gajah Mada.

"Ada yang mengakui bahwa Gajah Mada dari Buton, Gajah Mada dari Wange-wange Bali. Ada yang bahkan mengatakan bahwa Gajah Mada adalah keturunan pasukan Tor-Tor,"ungkap Agus Aris Munandar.

Sampai saat ini, penelitian Arkeologi belum berhasil menemukan jati diri, sosok Gajah Mada yang seutuhnya. Sebab dari arkeologi sejarah, mempunya peringkat validitas data.

"Data primer, data sekunder dan data tertier. Berita- berita dari mulut ke mulut (folklor) itu, menurut Aris itu merupakan data tersier dan bersifat negatif. Data primer prasasti itu mutlak dan dibuat pada jamanya. Prasasti dengan angka tahun dihargai dengan angka tahun. Data pendukung: zaman, bergeser. Negarakertagama lebih falid dari Pararathon. Ada peringkat yang tidak bisa kami tabrak begitu saja. Silahkan multi tafsir nanti akan diperbaiki," kata Agus.

Mitos Jawa Asal Mula Larangan Menikah Sunda-Jawa

Pernahkah anda mendengar bahwa orang Sunda dilarang menikah dengan orang Jawa atau sebaliknya? Ternyata hal itu hingga ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat kita. Lalu apa sebabnya?

Mitos tersebut hingga kini masih dipegang teguh beberapa gelintir orang. Tidak bahagia, melarat, tidak langgeng dan hal yang tidak baik bakal menimpa orang yang melanggar mitos tersebut.

Lalu mengapa orang Sunda dan Jawa dilarang menikah dan membina rumah tangga. Tidak ada literatur yang menuliskan tentang asal muasal mitos larang perkawinan itu. Namun mitos itu diduga akibat dari tragedi perang Bubat.


Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Konon ketertarikan Hayam Wuruk terhadap putri tersebut karena beredarnya lukisan sang putri di Majapahit, yang dilukis secara diam-diam oleh seorang seniman pada masa itu, bernama Sungging Prabangkara.

Hayam Wuruk memang berniat memperistri Dyah Pitaloka dengan didorong alasan politik, yaitu untuk mengikat persekutuan dengan Negeri Sunda. Atas restu dari keluarga kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan kepada Maharaja Linggabuana untuk melamar Dyah Pitaloka. Upacara pernikahan rencananya akan dilangsungkan di Majapahit.

Maharaja Linggabuana lalu berangkat bersama rombongan Sunda ke Majapahit dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat. Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit.

Menurut Kidung Sundayana, timbul niat Mahapatih Gajah Mada untuk menguasai Kerajaan Sunda. Gajah Mada ingin memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya pada masa sebelum Hayam Wuruk naik tahta, sebab dari berbagai kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan Majapahit, hanya kerajaan Sunda lah yang belum dikuasai.

Dengan maksud tersebut, Gajah Mada membuat alasan oleh untuk menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat adalah bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Gajah Mada mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan pengakuan superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara. Hayam Wuruk sendiri disebutkan bimbang atas permasalahan tersebut, mengingat Gajah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu.

Versi lain menyebut bahwa Raja Hayam Wuruk ternyata sejak kecil sudah dijodohkan dengan adik sepupunya Putri Sekartaji atau Hindu Dewi. Sehingga Hayam Wuruk harus menikahi Hindu Dewi sedangkan Dyah Pitaloka hanya dianggap tanda takluk.

"Soal pernikahan itu, teori saya tentang Gajah Mada, Gajah Mada tidak bersalah. Gajah Mada hanya melaksanakan titah sang raja. Gajah Mada hendak menjodohkan Hayam Wuruk dengan Diah Pitaloka. Gajah mada Ingin sekali untuk menyatukan antara Raja Sunda dan Raja Jawa lalu bergabung. Indah sekali," tegas sejarawan sekaligus arkeolog Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar.

Hal ini dia sampaikan dalam seminar Borobudur Writers & Cultural Festival 2012 bertemakan; 'Kontroversi Gajah Mada Dalam Perspektif Fiksi dan Sejarah' di Manohara Hotel, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Selasa (30/10).

Pihak Pajajaran tidak terima bila kedatangannya ke Majapahit hanya menyerahkan Dyah Pitaloka sebagai taklukan. Kemudian terjadi insiden perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada.

Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh utusan Negeri Sunda yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan sebelumnya. Namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula.

Belum lagi Hayam Wuruk memberikan putusannya, Gajah Mada sudah mengerahkan pasukan Bhayangkara ke Pesanggrahan Bubat dan mengancam Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan itu.

Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Peristiwa itu berakhir dengan gugurnya Raja Linggabuana, para menteri, pejabat kerajaan beserta segenap keluarga kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat.

Tradisi menyebutkan sang Putri Dyah Pitaloka dengan hati berduka melakukan bela pati atau bunuh diri untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya. Menurut tata perilaku dan nilai-nilai kasta ksatria, tindakan bunuh diri ritual dilakukan oleh para perempuan kasta tersebut jika kaum laki-lakinya telah gugur. Perbuatan itu diharapkan dapat membela harga diri sekaligus untuk melindungi kesucian mereka, yaitu menghadapi kemungkinan dipermalukan karena pemerkosaan, penganiayaan, atau diperbudak.

Hayam Wuruk pun kemudian meratapi kematian Dyah Pitaloka. Akibat peristiwa Bubat ini, bahwa hubungan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada menjadi renggang. Gajah Mada sendiri menghadapi tentangan, kecurigaan, dan kecaman dari pihak pejabat dan bangsawan Majapahit, karena tindakannya dianggap ceroboh dan gegabah. Mahapatih Gajah Mada dianggap terlalu berani dan lancang dengan tidak mengindahkan keinginan dan perasaan sang Mahkota, Raja Hayam Wuruk sendiri.

Tragedi perang Bubat juga merusak hubungan kenegaraan antar Majapahit dan Pajajaran atau Sunda dan terus berlangsung hingga bertahun-tahun kemudian. Hubungan Sunda-Majapahit tidak pernah pulih seperti sedia kala.

Pangeran Niskalawastu Kancana, adik Putri Dyah Pitaloka yang tetap tinggal di istana Kawali dan tidak ikut ke Majapahit mengiringi keluarganya karena saat itu masih terlalu kecil dan menjadi satu-satunya keturunan Raja yang masih hidup dan kemudian akan naik takhta menjadi Prabu Niskalawastu Kancana.

Kebijakan Prabu Niskalawastu Kancana antara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Majapahit dan menerapkan isolasi terbatas dalam hubungan kenegaraan antar kedua kerajaan. Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan larangan estri ti luaran (beristri dari luar), yang isinya diantaranya tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak Majapahit. Peraturan ini kemudian ditafsirkan lebih luas sebagai larangan bagi orang Sunda untuk menikahi orang Jawa.

Tindakan keberanian dan keperwiraan Raja Sunda dan putri Dyah Pitaloka untuk melakukan tindakan bela pati (berani mati) dihormati dan dimuliakan oleh rakyat Sunda dan dianggap sebagai teladan. Raja Lingga Buana dijuluki 'Prabu Wangi' (bahasa Sunda: raja yang harum namanya) karena kepahlawanannya membela harga diri negaranya. Keturunannya, raja-raja Sunda kemudian dijuluki Siliwangi yang berasal dari kata Silih Wangi yang berarti pengganti, pewaris atau penerus Prabu Wangi.

Beberapa reaksi tersebut mencerminkan kekecewaan dan kemarahan masyarakat Sunda kepada Majapahit, sebuah sentimen yang kemudian berkembang menjadi semacam rasa persaingan dan permusuhan antara suku Sunda dan Jawa yang dalam beberapa hal masih tersisa hingga kini. Antara lain, tidak seperti kota-kota lain di Indonesia, di kota Bandung, ibu kota Jawa Barat sekaligus pusat budaya Sunda, tidak ditemukan jalan bernama 'Gajah Mada' atau 'Majapahit'. Meskipun Gajah Mada dianggap sebagai tokoh pahlawan nasional Indonesia, kebanyakan rakyat Sunda menganggapnya tidak pantas akibat tindakannya yang dianggap tidak terpuji dalam tragedi ini.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Mitos Jawa 5 Buku Misterius di Dunia

Beberapa buku menjadi terkenal bukan saja karena isinya yang menarik karena berdekatan dengan kehidupan dan pemikiran nyata serta terukur oleh persepsi manusia kebanyakan. Namun ada juga beberapa buku yang terkenal karena isinya yang sulit dan membutuhkan penalaran lebih dalam guna mencapai apa yang coba disampaikan oleh penulisnya. Bahkan beberapa  hingga sekarang masih diteliti, ditelaah, dan dicerna, seperti 5 buku misterius berikut ini:


1. Naskah Kuno Ripley

Buku ini ditulis oleh seorang kimiawan asal Inggris, Sir George Ripley dan menjadi sebuah misteri di zaman setelahnya, buku ini juga telah menelurkan banyak penafsiran. Buku ini dipercaya memiliki ramuan keabadian dan membuat bingun para ilmuwan yang mencoba mengurai dan menganalisa isinya. Ripley juga dipercaya sebagai seorang cendekiawan lebih jenius dari yang ia kira.  Buku ini bukanlah bacaan bagi mereka yang lebih cenderung berpikir realistis.


2. Buku Ramalan Nostradamus

Ramalan M. Michael de Nostradame merupakan salah satu buku terbitan yang terkenal di dunia semenjak diluncurkan kepada publik pada tahun 1555 Masehi. Secara sederhana, buku ini berupa kumpluan syair kuatrain (empat baris) ataupun ayat-ayat aneh bahkan menyangkut kejadian yang akan terjadi di masa depan,  yang telah diprediksi, sejak tahun 1556. Ada ribuan orang yang mencoba menelaah serta menuliskannya kembali, namun banyak hal yang belum dan sulit dimengerti oleh mereka sehingga selalu gagal dalam menjelaskan apa maksud dari ayat dan syair yang ditulis oleh Nostradamus, sebagaimana dihadapi oleh orang-orang yang mencoba memahami buku ini di masa 1555.

 3. Naskah Kuno Seraphinianus

Sebuah buku unik berisikan gambar-gambar penuh warna, sulit untuk diuraikan namun sangat mungkin untuk dipercayai. Buku ini terdiri dari 360 halaman, ditulis dengan sebuah uraian ataupun tulisan kode. Banyak orang yang mencoba menelaah dan melukiskan  isi buku ini ke dalam sebuah kehidupan di sebuah planet secara paralel,  sebuah mahakarya yang sangat menantang persepsi manusia dan insting alamiah. Buku ini sangat jarang ditemukan, dan seandainya ada harga minimalnya adalah 500 dollar Amerika Serikat ditulis oleh Luigi Serafini sekitar tahun1978.

4. Prodigiorum AC Ostentorum Chronicon

Jika Anda berpikir bahwa mahluk mitos wee tidak nyata, cobalah baca bukunya Konrad Lykosthenes, yang mengumpulkan hal-hal mengenai mahluk-mahluk aneh yang dipercaya ada di sekitar kita. Walaupun hampir seluruhnya dinyatakan tidak nyata, namun dianggap sebaliknya hanya saja dihilangkan, dilupakan, namun kembali ditulis dan dijelaskan secara akurat. Buku ini ditulis pada tahun 1557, di Basel ( Sebuah kota di Swiss), menampilkan burung dodo Maurisia, yang sekarang telah punah, secara jelas. Walaupun sebenarnya sebuah perjalanan pertama ke Maurisia, sebuah negara pulau yang terletak di Samudera Hindia, dilakukan pada tahun 1598 dalam sejarah, buku ini telah terbit 40 tahun sebelumnya.

5. Buku Kematian Bangsa Mesir

Judul sebenarnya adalah “The Spells of Coming Forth by Day”, dipenuhi oleh tulisan berupa mantra-mantra dan kidung. Kedua format tulisan tersebut digunakan untuk menolong arwah mereka yang mati menjadi kuat dan abadi di kehidupan berikutnya. Kitab Orang Mati adalah bagian dari tradisi penguburan yang meliputi teks sebelumnya Teks Piramida dan Teks Coffin. Beberapa mantra termasuk diambil dari karya-karya yang lebih tua dan tanggal ke 3 milenium SM. Mantra lainnya disusun kemudian dalam sejarah Mesir, dating ke Periode Menengah Ketiga (11  sampai 7  abad SM). (**)

Mitos Jawa Temuan Kalender Maya Ungkap Rahasia Kiamat 2012!

Arkeolog berhasil menemukan kalender suku Maya di sebuah kota tua zaman Maya yang telah runtuh, berlokasi di hutan hujan tropis Guatemala.

Kalender yang tertulis dalam huruf paku tersebut ditemukan bersama mural raja dan pembantunya. Sepertinya, kalender yang ditemukan telah menjadi rujukan bagi para astronom dan matematikawan sekitar tahun 800 Masehi.

Yang paling menarik, kalender ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa dunia akan kiamat pada akhir tahun 2012.

Kalender suku Maya. kalender ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa dunia akan kiamat pada akhir tahun 2012. (courtesy: David Stuart)

“Kalender Maya akan terus berjalan hingga miliaran, triliunan, dan oktilion tahun di masa depan,” kata David Stuart dari University of Texas yang ikut dalam penelitian ini.


Kalender tersebut ditemukan pada ruang berukuran sekitar 2 x 2 meter, pada tembok bagian timur ruangan.

Kalender yang ditemukan menunjukkan beberapa macam siklus kalender, seperti kalender perayaan 260 hari, kalender Matahari 365 hari, kalender siklus planet Venus 584 hari, dan kalender siklus Mars 780 hari.

Sementara itu, pada tembok bagian utara ruangan terdapat kalender Maya dan perhitungan tentang Bulan, Matahari, dan mungkin Venus dan Mars. Di sana, terdapat petunjuk bahwa waktu masih akan berlangsung hingga 7.000-an tahun di masa depan.

“Mengapa mereka sampai pada tahun angka tersebut jika memang dunia akan berakhir pada tahun ini,” kata Anthony Aveni dari Colgate University di New York, pakar astronomi suku Maya, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (10/5/2012).

Sebelumnya, dalam kalender Maya dikenal periode 400 tahun yang disebut baktun. Pada 21 Desember 2012 diperkirakan 13 baktun telah terlalui. Dan, inilah yang menjadi penyebab beredarnya rumor kiamat pada hari itu.

Namun, menurut Stuart, setelah 13 baktun, yang terjadi hanyalah menuju ke siklus yang baru. Penemuan kalender Maya kali ini memberikan dukungan akan hal tersebut.

“Ada lebih banyak lagi yang ada di kalender Maya ini daripada hanya 13 baktun,” kata Stuart, seperti dikutip Space, Kamis lalu.

Ada 24 unit waktu yang bisa terkait dengan kalender ini. Sementara itu, hanya lima yang ditemukan, dan itu pun sangat panjang waktunya. Tercatat pula bahwa kalender Maya ini mencapai 17 baktun.

Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Science, Jumat (11/5/2012).

Kompleks tempat kalender dan mural ditemukan disebut Xultun. Meski ditemukan sejak 1915, baru 0,1 persen dari kompleks ini yang tereksplorasi.

Temuan kalender dan mural kali ini tergolong penemuan besar. Ini menunjukkan keahlian bangsa Maya dalam matematika dan astronomi. Sekaligus, menggambarkan aktivitas raja dan para ahli di masa Maya.

Sabtu, 12 Agustus 2017

Mitos Jawa Ditemukan!!! Gugus Galaksi Raksasa Terbesar Sejagad Raya!

SPT-CLJ2344-4243 Phoenix Cluster diambil oleh teleskop Chandra dengan cahaya X-ray

South Pole Telescope (SPT) adalah teleskop yang berada di kutub Selatan. Teleskop inilah yang pertama kali menemukan Phoenix Cluster.
Gugus besar galaksi ini salah satu struktur terbesar di alam semesta dan diperkirakan terdiri dari ribuan galaksi serta masih banyak bal baru yang harus dipelajari mengenai apa yang ada di dalamnya.

Para peneliti di Amerika Serikat mengumumkan pada Rabu (15/8/2012) bahwa mereka telah menemukan gugus galaksi masif, salah satu struktur terbesar di alam semesta, yang berjarak 5,7 juta tahun cahaya dari Bumi dan memiliki rekor-rekor kosmik baru yang penting.

Pusat Astrofisika Harvard, Smithsonian menyatakan dalam siaran pers bahwa pengamatan terhadap gugus tersebut, yang menunjukan adanya tingkat pembentukan bintang yang tinggi, dapat mendorong para astronom berpikir ulang mengenai bagaimana struktur-struktur kolosal dan galaksi yang mendiaminya berevolusi seiring waktu.


Dengan nama resmi SPT-CLJ2344-4243, gugusan galaksi tersebut juga diberi nama “Phoenix” yang diambil dari burung mitologi yang bangkit dari kematian.

Hal itu sebagian terkait dari konstelasi di mana ia berada. Namun menurut Michael McDonald, anggota program Hubble di Massachusetts Institute of Technology, Phoenix juga melambangkan daya pikir hebat mengenai keajaiban astronomi terbaru.

“Sementara galaksi-galaksi di pusat sebagian besar gugus telah tidak aktif selama miliaran tahun, galaksi utama di gugus ini masih hidup dengan ledakan pembentukan bintang,” ujar McDonald, penulis utama makalan tentang Phoenix, yang muncul di jurnal Nature edisi 16 Agustus.

Berdasarkan pengamatan Observatorium Sinar-X Chandra di NASA, Teleskop Kutub Selatan milik Yayasan Sains Nasional di AS dan delapan observatorium lainnya, para peneliti mengatakan bahwa pusat gugus Phoenix terkait dengan pembentukan sekitar 740 massa matahari atau bintang per tahun.

Secara perbandingan, tingkat pembentukan bintang di gugus Perseus 20 kali lebih lambat daripada Phoenix.

“Kecepatannya sangat luar biasa,” ujar Marie Machacek, ahli astrofisika dari Observatorium Astrofisika Smithsonia. Ia mengatakan bahwa gugus besar seperti Phoenix diperkirakan terdiri dari ribuan galaksi dan masih banyak yang harus dipelajari mengenai apa yang ada di dalamnya.

Lubang hitam yang sangat masif di galaksi utama dari sebuah gugus sejak lama diasosiasikan dengan tingkat pembentukan bintang yang lambat, karena memompakan energi ke sistem dan mencegah pendinginan gas yang diperlukan dalam pembentukan bintang.

Namun para ilmuwan mengatakan bahwa ledakan bintang masif tampak di Phoenix, saat ia melahirkan dua bintang per hari, yang disimpulkan sebagai kegagalan lubang hitam dalam menghalangi aliran pendinginan yang sangat kuat.

“Bintang dibentuk di gugus Phoenix dengan kecepatan tertinggi yang pernah diamati di gugus galaksi,” ujar Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian dalam pernyataan kepada pers.

“Obyek ini juga merupakan produsen sinar-X yang paling kuat dan paling masif di antara gugus galaksi lain. Data yang kami peroleh juga menunjukkan bahwa tingkat pendinginan gas panas di wilayah sentral pada gugus adalah yang tertinggi yang pernah diamati.” (NASA/RussiaToday/Reuters/VOAIndonesia/ icc.wp.com)

Kamis, 10 Agustus 2017

Mitos Jawa Tujuh Jenis Alien Yang Pernah Datang ke Bumi

Berikut adalah jenis ke-tujuh spesies alien yang pernah datang ke Bumi menurut laporan saksimata dan telah digambar ulang oleh ahli ilustrasi / pihak berwajib dari seluruh penjuru dunia :

1. Reptoids (Reptilian)

Tubuhnya sebesar manusia atau kadang lebih besar, dengan mulut yang lebih lebar dari mulut manusia.
Tubuhnya mirip sejenis ular atau kadal, berwarna hijau, dan agak bersisik.
Mukanya jika dilihat dari arah depan antara rahang pipi – dagu – rahang pipi, berbentuk lancip seperti segi-tiga. Bahkan dikabarkan, ada beberapa di antara mereka yang memiliki sayap.
Gambaran yang paling sesuai dengan alien jenis ini adalah “winged demon”. Tidak semua jenis Reptilian ini bersayap. Yang bersayap merupakan jenis Draco atau “naga”, sementara yang tidak bersayap sering digolongkan dalam jenis “serpent” atau “ular”.
Namun diindikasikan  yang bewujud persis manusia juga ada. Apa bedanya? Bedanya, hanya terletak di bola matanya yang tetap seperti reptil, dan kadang kornea mata yang tetap terlihat memanjang secara vertikal, layaknya seperti mata ular atau binatang reptil dan juga kadang memiliki lidah yang juga bercabang.


2. The Greys

Tubuhnya kecil dengan kulitnya berwarna keabu-abuan. Alien jenis ini bersosok pendek dengan tinggi 4-5 kaki atau 90 cm -1,2 meter saja.
The Greys merupakan suatu ras alien kelas pekerja atau ahli teknik. Ciri khasnya adalah bermata hitam besar.
Spesies ini yang dikabarkan sering dijumpai manusia dan sering melakukan penculikan (alien abduction).
Alien tipe greys ini dikabarkan merupakan jenis alien dari golongan serangga dengan wajah mirip belalang.
Dari kesaksikan beberapa saksi, alien tipe greys ini dikabarkan bekerja untuk alien tipe Reptoid. Alien tipe greys ini adalah jenis alien yang paling populer, bahkan sudah dipakai sebagai cap merk dagang yaitu Alien Workshop.

3. Nordics

Bentuk alien jenis ini yang paling mirip dengan manusia, hanya saja bentuknya agak lebih besar sedikit dengan rambut pirang atau putih.
Berbadan atletis, bermata biru dan dalam berkomunikasi sering terdengar dengan akses nordic (skandinavia).
Mereka ini yang diperkirakan merupakan golongan yang disebut-sebut dalam Book of Enoch I sebagai “the son of Gods” atau “the Fallen Angel”.
Satu persamaan dengan kesaksian seorang yang pernah berjumpa alien jenis ini, yaitu Billy Meier, dia mengatakan bahwa bertemu dengan alien tipe nordics yang bernama Semjase yang berasal dari Pleiades.
Persamaannya, dalam Book of Enoch I, “malaikat-malaikat yang jatuh” itu bernama Semjaza. Menurut kesaksian orang yang pernah berjumpa dengan alien nordics ini, mereka mengatakan bahwa dari alien nordics ini sebagian bekerja bersama alien greys dan master mereka adalah alien tipe reptoid.
Beberapa saksi korban penculikan oleh alien menyatakan bahwa mereka juga melihat sosok manusia selain sosok alien tipe greys. Diduga, sebenarnya itu bukan manusia, namun alien jenis nordics ini.
Bahkan pada tahun 2009, tiga sosok alien jenis ini pernah datang ke Inggris dan memeriksa sebuah crop circles disebuah hamparan ladang gandum pada tengah malam
Alien tipe nordics ini ditengarai melakukan kerja sama dengan Hitler (Nazi) pada saat Perang Dunia II, di mana pada perang tersebut sering dijumpai “Foo Fighter”, sebuah pesawat aneh (UFO) banyak disaksikan oleh pilot AS, Inggris maupun Jepang. Itu sebabnya juga, Hitler mengagungkan bangsa Arya yang hebat dengan rambut putih/pirang dan bermata biru.
Bahkan ditenggarai pula bahwa alien jenis ini telah berbaur dengan kita, manusia. Mereka bahkan telah mengikuti beberapa konfrensi tentang keberadaan alien.
Beberapa tahun belakangan para komunitas ufology juga disinyalir mendapatkan “pesan” dari alien jenis nordic ini.

4. The Roswell

Tipe Roswell ini memiliki mata yang lebih mirip manusia namun berkulit seperti reptil, memiliki empat jari tangan dan tanpa ibu jari.
Alien jenis inilah yang dikabarkan jatuh di Roswell. Oleh karenanya alien ini dinamakan Alien Roswell.
Dalam banyak hal, alien Roswell kadang disamai dengan alien The Grey, padahal tidak demikian. Pada peristiwa Roswell itu, ada sekitar 4-5 Alien yang ditemukan tewas, dan hanya satu diantaranya dalam keadaan kritis.
Pihak militer berusaha untuk menyelamatkannya namun akhirnya alien yang kritis itu tewas juga. Peristiwa ini sangat dirahasiakan oleh pihak militer, yang kemudian memberikan pernyataan bahwa yang jatuh bukanlah pesawat alien melainkan hanya balon udara pendeteksi cuaca.
Seluruh masyarakat disekeliling tempat kejadian dikumpulkan dan dibriefing oleh pihak militer dan dimaklumat agar tutup mulut. Dan serpihan-serpihan dari pesawat UFO tersebut diambil pihak militer dan tempat kejadian dibersihkan. Banyak bagian dan serpihan yang dikumpulkan pihak militer yang masih merupakan tanda tanya karena kemajuan teknologinya (video).
Dan kini dikabarkan alien jenis ini juga melakukan konspirasi dengan pihak militer AS secara rahasia.

5. Ancients Alien
Secara fisik berbentuk seperti serangga, tepatnya belalang besar yang berjalan dengan kedua kaki.
Mulutnya kecil serta kedua tungkai tangan dan kakinya memiliki ukuran yang juga panjang namun ramping dengan jarinya yang panjang.
Kedua mata besar berbentuk lonjong dan memanjang kesamping belakang, mirip serangga belalang.
Bentuk fisik aneh seperti serangga inilah yang  sering tampak pada film-film Holywood tentang alien.

6. The Neonate
Alien jenis ini memiliki inteligensia yang tinggi alias sangat cerdas dan pintar.
Bentuk mukanya lebih mirip janin ketimbang anak kecil. Berkepala lebih besar dan botak.
Kedua bola matanya agak besar dibanding manusia normal. Namun mereka juga memiliki perawakan pendek seperti anak kecil.
Alien jenis ini sangat jarang dijumpai karena keahlian dan kemajuan teknologinya yang sangat maju, membuat mereka lebih sulit ditemukan dan dilaporkan oleh penduduk. Oleh karenanya sangat sedikit info mengenai alien jenis Neonate ini.

7. The Hybrids
Golongan ini adalah hasil rekayasa genetika (hybrid) antara alien dengan manusia (human). Bertubuh lebih pendek dari manusia normal.
Untuk kategori jenis ini, yang pasti adalah DNA dari Human atau Manusia, sedangkan setengahnya lagi adalah jenis alien.
Belum dipastikan jenis alien yang mana, dan berlaku untuk semua jenis alien diatas. Namun paling dimungkinkan telah terjadi percobaan antara DNA manusia dengan alien jenis Reptilian, Greys, Roswell dan Nordics.
Bentuknya belum sempurna mirip manusia, kadang berupa seperti anak kecil, berambut dan kepalanya agak lebih besar bila dibandingkan dengan kepala normal manusia.
Sebagian hybrid juga ada yang menyerupai manusia, ada yang berambut dan ada juga yang tanpa rambut. Kulitnya cenderung pucat dan bermata masih seperti alien greys.
Sebagian menduga bahwa “Men in Black” adalah alien hybrid yang paling sempurna, tapi menutupi mata besar mereka dengan kaca mata hitam.
Selain itu makhluk Chupacabra (goat sucker) adalah hasil hybrid juga namun dalam kelas binatang.Mereka adalah hasil percobaan yang telah berlangsung ratusan bahkan ribuan kali untuk melihat bagaimana penyimpangan genetik akan terjadi jika dilakukan perkawinan silang antara dua species dari planet yang berbeda.
Rekayasa genetika (hybrid) ini diduga adalah upaya alien untuk bisa menciptakan makhluk yang bisa tinggal dengan bebas/lebih lama di dimensi manusia.

Senin, 07 Agustus 2017

Mitos Jawa Ada Sesuatu di Uang Kertas Rp.50.000 Bergambar WR Supratman


Ternyata di uang kertas lima puluh ribu Rupiah edisi WR Supratman, sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia, telah lama ada ‘sesuatu’ yang banyak orang tidak mengetahuinya. Apakah ‘sesuatu’ itu?

Perhatikan tanda panah pada gambar uang tersebut yang mengarah ke lingkaran merah. Ternyata pada uang kertas Rp 50.000 edisi WR Supratman, ada micro word di dalamnya. Tulisan apakah itu?







Ternyata dilembar uang kertas 50 ribu Rupiah edisi W.R. Supratman sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia – yaitu Indonesia Raya, juga terdapat micro word teks lagu kebangsaan Indonesia Raya hasil ciptaanya!

Minggu, 06 Agustus 2017

Mitos Jawa Peradaban Dunia Berawal dari Asia Tenggara!

Teori ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris, Stephen Oppenheimer, seperti memutarbalikkan sejarah yang sudah ada.

Lewat bukunya yang merupakan catatan perjalanan penelitian genetis populasi di dunia, ia mengungkapkan bahwa peradaban yang ada sesungguhnya berasal dari Timur, khususnya Asia Tenggara!

Hal itu disampaikan Oppenheimer dalam diskusi bedah bukunya berjudul ‘Eden in The East’ di gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis 28 Oktober 2010.

Sejarah selama ini mencatat bahwa induk peradaban manusia modern itu berasal dari Mesir, Mediterania dan Mesopotamia.


Tetapi, menurut dia, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan Sundaland atau Indonesia.

Apa buktinya? “Peradaban agrikultur Indonesia lebih dulu ada dari peradaban agrikultur lain di dunia,” kata Oppenheimer dalam diskusi yang juga dihadiri Jimly Asshiddiqie.

Lulusan fakultas kedokteran Oxford University melalui bukunya mengubah paradigma yang ada selama ini, bahwa peradaban paling awal adalah berasal dari daerah Barat.

Perjalanan yang dilakukannya dimulai dengan komentar tanpa sengaja oleh seorang pria tua di sebuah desa zaman batu di Papua Nugini.

Dari situ dia mendapati kisah pengusiran petani dan pelaut di pantai Asia Tenggara, yang diikuti serangkaian banjir pasca-sungai es hingga mengarah pada perkembangan budaya di seluruh Eurasia.

Oppenheimer meyakini temuan-temuannya itu, dan menyimpulkan bahwa benih dari budaya maju, ada di Indonesia. Buku ini mengubah secara radikal pandangan tentang prasejarah.

Pada akhir Zaman Es, banjir besar yang diceritakan dalam kitab suci berbagai agama benar-benar terjadi dan menenggelamkan paparan benua Asia Tenggara untuk selamanya.

Peta migrasi manusia selama 160.000 tahun zaman es terakhir oleh Stephen Oppenheimer. Ini adalah hasil kerjanya yang didasarkan pada DNA mitokondria, bukti kromosom Y, arkeologi, klimatologi, dan studi fosil dan melacak rute dan waktu migrasi manusia keluar dari Afrika dan ke seluruh dunia.

Hal itu yang menyebabkan penyebaran populasi dan tumbuh suburnya berbagai budaya Neolitikum di Cina, India, Mesopotamia, Mesir dan Mediterania Timur.

Akar permasalahan dari pemekaran besar peradaban di wilayah subur di Timur Dekat Kuno, berada di garis-garis pantai Asia Tenggara yang terbenam.

“Indonesia telah melakukan aktivitas pelayaran, memancing, menanam jauh sebelum orang lain melakukannya,” ujar dia.

Oppenheimer mengungkapkan bahwa orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) tidak datang dari Cina, tapi dari pulau-pulau Asia Tenggara.

Sementara penanaman beras yang sangat pokok bagi masyarakat tidak berada di Cina atau India, tapi di Semenanjung Malaya pada 9.000 tahun lalu.

Akibat iklim Bumi yang semakin panas saat zaman es secara dramatis pada 65-52 ribu tahun yang lalu, membuat air laut semakin naik di daerah khatulistiwa yaitu Indonesia. Keadaam itu memaksa nenek moyang manusia pindah dari daerah khatulistiwa ke daerah utara dan selatan Bumi. (Stephen Oppenheimer)

Eden In The East juga mengungkapkan bahwa berbagai suku di Indonesia Timur adalah pemegang kunci siklus-siklus bagi agama-agama Barat yang tertua.

Buku ini ‘membalikkan’ sejumlah fakta-fakta yang selama ini diketahui dan dipercaya masyarakat dunia tentang sejarah peradaban manusia.

“Buku ini memang juga ada biasnya. Karena penulis istrinya orang Malaysia sehingga ada perspektif Malaysia,” kata Jimly yang hadir dalam acara itu.

Rabu, 02 Agustus 2017

Mitos Jawa Penampakan ''Blue Moon'' di Bumi

Ketika melihat bulan kemarin, apakah Anda menemukan sesuatu yang berbeda? Fenomena alam bulan biru atau blue moon tampak di berbagai belahan dunia kemarin malam. Bulan biru terbilang jarang terjadi dan baru akan kembali menampakkan diri pada Juli 2015.

Awalnya, fenomena bulan biru sebenarnya merupakan penampakan bulan penuh ketiga dalam sebulan. Tapi, pada 1946, definisi ini berubah. Bulan biru terjadi dalam penampakan bulan penuh yang kedua dalam sebulan. Bulan biru yang terjadi kemarin adalah penampakan bulan penuh kedua selama bulan Agustus. Bulan penuh pertama terjadi pada 1 Agustus lalu.


Siklus penampakan bulan penuh mencapai 29,5 hari. Jadi, ketika bulan penuh tampak untuk kedua kalinya dalam bentuk bulan biru, hal ini menjadi sebuah fenomena alam yang ditunggu-tunggu. Walaupun disebut blue moon, warna bulan tidak serta-merta menjadi biru. Istilah blue moon muncul karena peristiwa alam ini jarang terjadi, hanya dalam dua atau tiga tahun sekali. Orang kemudian menyebutnya blue moon, sesuai dengan idiom yang berkembang di Barat untuk menggambarkan hal ini jarang terjadi.

Di Macedonia, fenomena bulan biru tampak merah. Sementara di Athena, bulan biru justru terlihat putih kekuning-kuningan. Di Palestina, bulan biru juga terlihat biru kekuning-kuningan. Tapi, di Ekuador, bulan biru tampak putih kebiru-biruan. Di Damskus, bulan biru terlihat putih dengan beberapa bagian berwarna biru.